Text
Kang Sejo Melihat Tuhan
Salah satu gaya khas dari esai Mohammad Sobary adalah bahasanya yang membumi dan kecendrungannya membela dan memotret masyarakat kecil, lihatlah dalam Semar Gugat Di Temanggung, yang membela petani Tembakau, atau dalam Makamkan Dirimu di Tanah Tak Dikenal yang mengulas tema ketidakpuasaan dan kemuakan terhadap birokrasi Indonesia.
Dalam Kang Sejo Melihat Tuhan pun kebiasaan itu tak berubah, itu bisa kita tilik dari orang-orang biasa yang di kisahkannya. Seperti Kang Sejo, Kang Parmin, atau Kang Suto yang lewat kesederhanaan mereka memberi pandangan mencerahkan.
Membaca puluhan esai di buku ini serasa mempelajari ilmu Tasawuf dari para Sufi, namun dengan bahasa ringan dan riang. Setiap akhir tulisan selalu mengajak kita merefleksi diri sendiri, bahwa selama ini kita ternyata kerap kali mengabaikan hal-hal kecil di sekeliling kita.
Tidak tersedia versi lain